Minggu, 07 April 2013

KEBUDAYAAN SUKU BADUI


Masyarakat dan Kebudayaan "Suku Badui" di Banten 

Masyarakat Baduy sejak dahulu memang selalu berpegang teguh kepada seluruh ketentuan maupun aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Pu’un (Kepala Adat – red) mereka. Dengan menjalani kehidupan sesuai adat dan aturan yang ditetapkan oleh Kepala Adat di sana, tercipta sebuah komunitas dengan tatanan masyarakat yang amat damai dan sejahtera. ”Di masyarakat Baduy, tidak ada orang kaya, namun tidak ada orang miskin.Kehidupan mereka, hakekatnya, sama seperti layaknya kehidupan masyarakat lainnya. Hanya saja yang membedakannya adalah begitu banyak aturan tradisional yang terkesan kolot yang harus mereka patuhi.

Pernikahan suku badui
Di dalam proses pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy hampir serupa dengan masyarakat lainnya. Namun, pasangan yang akan menikah selalu dijodohkan dan tidak ada yang namanya pacaran. Orang tua laki-laki akan bersilaturahmi kepada orang tua perempuan dan memperkenalkan kedua anak mereka masing-masing. Pelaksanaan akad nikah dan resepsi dilakukan di Balai Adat yang dipimpin langsung oleh Pu’un untuk mensahkan pernikahan tersebut. Uniknya, dalam ketentuan adat, Orang Baduy tidak mengenal poligami dan perceraian. Mereka hanya diperbolehkan untuk menikah kembali jika salah satu dari mereka telah meninggal. Jika setiap manusia melaksanakan hal tersebut.Kepercayaan Suku BaduiKepercayaan Suku Baduy atau masyarakat kanekes sendiri sering disebut dengan Sunda Wiwitan yang berdasarkan pada pemujaan nenek moyang (animisme), namun semakin berkembang dan dipengaruhi oleh agama lainnya seperti agama Islam, Budha dan Hindu. Namun inti dari kepercayaan itu sendiri ditunjukkan dengan ketentuan adat yang mutlak dengan adanya “pikukuh” ( kepatuhan) dengan konsep tidak ada perubahan sesedikit ungkin atau tanpa perubahan apapun.


Suku Baduy Menolak Kehidupan Modern
Seperti halnya kehidupan Suku Kajang di Makassar, Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok. Suku Baduy Luar saat ini telah berkembang menjadi puluhan perkampungan dengan sedikit sekali sentuhan dunia luar. Sementara itu, Suku Baduy Dalam terbilang sangat ketat dalam membatasi diri untuk berhubungan dengan masyarakat luar. Mereka tinggal di wilayah pegunungan Desa Cibeo, dekat Gunung Kendeng yang menjadi batas alam antara provinsi Banten dan Jawa Barat.

alat-alat rumah tangga suku badui 
Alat minum suku Baduy terbuat dari Bambu, sedangkan alat makan mereka menggunakan mangkuk seperti layaknya mangkuk pada umumnya. Sedangkan untuk memasak, mereka menggunakan tungku api yang berada di dalam rumah. Dandang dan wajan terbuat dari kuningan. Sedangkan untuk menenak nasi menggunakan anyaman bambu dan gayung air minum menggunakan batok kelapa dengan tangkai ranting pohon. Sementara untuk mengaduk minuman menggunakan sumpit bambu. Pada saat mandi mereka tidak menggunakan sabun, sikat gigi mereka menggunakan siwak dan tepes kelapa dicampur dengan gamping yang dihaluskan sebagai pasta gigi. Minuman khas baduy pada saat kami berkunjung kesana adalah daun keras tulang yang diberi air mendidih, seperti layaknya teh. Air seduhan daun keras tulang berfungsi untuk menghangatkan badan pada malam hari.



Mata Pencaharian Suku Badui
Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah bertani dan menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan. Selain itu Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba yang masih rutin diadakan setahun sekali dengan mengantarkan hasil bumi kepada penguasa setempat yaitu Gubernur Banten. Perdagangan yang semula hanya dilakukan dengan barter kini sudah menggunakan mata uang rupiah. Orang baduy menjual hasil pertaniannya dan buah-buahan melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger.



kesimpulan yang saya ambil dari suku badui ialah kita kenapa enggan berpaling dari pandangan kepada sosok Orang Baduy, terutama yang tinggal di Baduy Dalam.padahal wajah dan tubuh Orang Baduy sangat bersih tanpa ada yang namannya jerawat menempel di wajahnya, amat mulus walaupun mereka mandi tidak diperbolehkan menggunakan sabun, shampoo serta sikat gigi. :D .  Suku Baduy Dalam menolak kehidupan modern karena terbilang sangat ketat dalam membatasi diri untuk berhubungan dengan masyarakat luar. Mereka tinggal di wilayah pegunungan Desa Cibeo, dekat Gunung Kendeng yang menjadi batas alam antara provinsi Banten dan Jawa Barat.
scrope



Categories:

0 komentar:

Posting Komentar